Mengenal Suku Bunga The Fed dan Pengaruhnya pada Investasi Emas

Makin banyak orang yang melirik Emas sebagai instrumen investasi. Pada satu sisi, Emas dipercaya memiliki nilai yang stabil dan bisa menjaga nilai harta, terutama saat nilai mata uang menurun pada masa resesi global. Selain itu, banyak orang memutuskan untuk berinvestasi Emas karena harga logam mulia yang cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Namun, tahukah Sobat Mulia bahwa harga Emas hari ini dipengaruhi oleh harga Emas dunia? Dan, tahukah Sobat Mulia salah satu faktor yang menyebabkan perubahan harga Emas dunia adalah suku bunga? Apa itu suku bunga acuan dan apa pengaruhnya terhadap harga Emas? Cari tahu jawabannya di sini.

Apa Itu Suku Bunga Acuan?

Dalam dunia ekonomi dan perbankan, suku bunga acuan adalah besaran dari bunga bank yang ditetapkan setiap bulan oleh bank sentral. Bunga tersebut kemudian dijadikan sebagai acuan untuk beragam produk pinjaman di bank maupun di lembaga keuangan yang lain. Salah satu fungsi bunga acuan bagi bank maupun lembaga keuangan adalah untuk menetapkan bunga pinjaman dan bunga simpanan.

Penetapan suku bunga acuan tidak hanya berlaku di Indonesia. The Fed, atau bank sentral Amerika Serikat merupakan pihak yang juga menetapkan besaran suku bunga yang akan memengaruhi kebijakan perbankan di seluruh dunia. Penetapan suku bunga acuan ini juga dijadikan sebagai pedoman bagi para pelaku investasi. Salah satunya, adalah investasi Emas, yang turut menggunakan suku bunga acuan dari The Fed sebagai salah satu acuan utama dalam menentukan pilihan investasi yang tetap yang pada akhirnya akan menentukan harga Emas hari ini.

Tujuan Dikeluarkannya Suku Bunga Acuan

Baik Bank Indonesia maupun The Fed tentunya memiliki tujuan dalam menetapkan suku bunga acuan setiap bulan. Beberapa tujuan dari ditetapkannya suku bunga acuan adalah:

Mengendalikan Laju Inflasi

Salah satu tujuan utama dari ditetapkannya suku bunga acuan adalah untuk mengendalikan inflasi. Seperti yang Sobat Mulia ketahui, saat ini hampir semua negara di dunia mengalami resesi ekonomi pasca pandemi COVID-19. Terutama, di Amerika Serikat, di mana inflasi terjadi sangat parah sehingga membuat The Fed sangat gencar dalam meningkatkan suku bunga acuan.

Pada tahun 2022 kemarin, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak 7 kali secara kumulatif dalam rentang waktu mulai dari bulan Maret hingga Desember tahun 2022. Dalam kurun waktu tersebut, kenaikan suku bunga yang ditetapkan The Fed meningkat sebanyak 425 bps, atau sekitar 4,25% dari angka sebelumnya di angka yang berkisar 0% - 0,25%. Sebaliknya, bank sentral Indonesia tergolong lebih “santai” dan tidak ingin menaikkan suku bunga secara berlebihan. Hal tersebut dikarenakan laju inflasi di tanah air masih tergolong lambat atau melandai.

Suku bunga acuan yang naik diharapkan bisa menahan laju dari inflasi. Ini dikarenakan dengan meningkatnya suku bunga acuan, maka bunga kredit yang dibebankan oleh bank juga akan bertambah. Sehingga, orang-orang yang ingin mengajukan pinjaman ke bank akan berpikir dua kali. Dengan demikian, jumlah uang yang beredar di tengah-tengah masyarakat pun akan melambat.

Menjaga Daya Beli Masyarakat

Meningkatnya suku bunga acuan pada umumnya akan mengurangi daya konsumsi masyarakat yang pada akhirnya diharapkan dapat mengurangi inflasi yang tinggi. Selain itu, dengan dinaikkannya suku bunga acuan, maka hal tersebut juga akan berpengaruh terhadap kenaikan suku bunga deposito dan tabungan. Hal ini sudah pasti akan membuat masyarakat menjadi lebih tertarik untuk menabung di bank dibandingkan mengajukan pinjaman kredit.

Setelah inflasi berhasil diturunkan, maka bank sentral akan Kembali menurunkan suku bunga acuan. Penurunan suku bunga acuan juga akan diiringi dengan penurunan suku bunga kredit. Sehingga, masyarakat yang ingin mengajukan pinjaman untuk memperluas usahanya maupun untuk kebutuhan darurat dapat melakukannya dengan sangat mudah. Daya beli masyarakat diharapkan akan kembali meningkat.

Bagaimana Suku Bunga Acuan Bisa Mempengaruhi Harga Emas?

Bagi sobat Mulia yang berinvestasi Emas perlu mengikuti kabar terbaru mengenai pengumuman suku bunga acuan yang terbaru. Hal ini dikarenakan suku bunga acuan tersebut biasanya juga akan mengurangi demand terhadap Emas dan akan membuat harga Emas cenderung turun, baik dari segi harga beli maupun harga jual. Apabila terjadi kenaikan suku bunga acuan sesuai dengan trend saat ini, maka harga buyback Emas akan melemah. Sehingga, apabila Anda melakukan buyback Emas sekarang, maka timbal balik yang diperoleh tidak akan terlalu memuaskan.

Trend melemahnya harga Emas sebagai dampak kenaikan suku bunga disebabkan karena masyarakat di Amerika Serikat cenderung beralih pada bentuk investasi lainnya. Salah satunya, mereka akan lebih memilih untuk menabung Dolar yang mereka miliki di bank. Apalagi, karena kenaikan suku bunga ini akan membuat Dolar mengalami penguatan. Sebaliknya, apabila suku bunga diturunkan, maka mereka akan cenderung memilih untuk membeli Emas yang dianggap lebih bisa memberikan keuntungan dibandingkan dolar. Hal inilah yang membuat harga Emas mengalami kenaikan.

Dengan mengetahui apa itu suku bunga dan bagaimana hal tersebut dapat memengaruhi harga Emas, Sobat Mulia bisa menetapkan kapan waktu yang tepat untuk membeli maupun melakukan buyback Emas. Walaupun saat ini waktu yang kurang tepat untuk melakukan buyback, ini merupakan waktu yang ideal bagi Anda untuk membeli Emas sebanyak mungkin.

Agar investasi menjadi lebih menguntungkan, Anda bisa membeli produk Emas ANTAM LM baik dengan datang langsung ke BELM (Butik Emas ANTAM LM) maupun dengan memesan secara daring melalui https://logammulia.com/id atau Whatsapp yang terdapat pada tautan Linktree. Apabila Sobat Mulia membutuhkan bantuan atau pengaduan terkait seputar informasi mengenai ANTAM LM bisa langsung menghubungi Call Center 0804-1-888-888, Layanan Pelanggan ALMIRA (ANTAM LM Virtual Assistant) di nomor 0811-1002-002 (only chat) atau mengirimkan email ke [email protected].